Rabu, 17 September 2008

Gerakan Al- jama'ah Al Islamiyyah

Gerakan Al-Jama’ah Al-Islamiyyah
(Jejak Sejarah dan Dinamika Power Struggle
Gerakan Fundamentalisme Global Telaah Dokumen PUPJI)
[1]
Oleh : Pamela Maher Wijaya
[2]

Abstraksi
Merebaknya Isu ataupun fakta tentang Organisasi Jama’ah Islamiyyah setelah pemboman di berbagai daerah bahkan di berbagai negeri internasional. Organisasi Jamaah Islamiyah (JI) itu ada, sekurangnya sebagai sel Al-Qaidah yang melakukan kekerasan atas nama Tuhan dan siap mengambil alih Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gerakan JI sudah siap dan rapi dengan pedoman sucinya yang bertitel Pedoman Umum Perjuangan Al-Jama'ah Al-Islamiyah (PUPJI).Walaupun dokumen ini masih menjadi perdebatan apakah Valid atau tidaknya? Terlepas realita ataukah rekayasa, untuk membaca Fundamentalsme Global dengan menelaah Dokumen PUPJI. PUPJI ini memuat tujuan, target dan strategi proyek "Khilafah Establishing (pembangunan kembali khilafah global) sebagai gold program. "Pendefinisan teroris sebagai hak mutlak Amerika merupakan sebuah ketimpangan dan arogansi politis yang sudah seharusnya dipertanyakan. "Strategy of Combating Terrorism" yang menjadi petunjuk pelaksanaan perburuan para teroris harus dicermati, dikaji ulang, dan diredefinisikan secara proporsional". Dokumen dengan nama Pedoman Umum Perjuangan Al-Jama’ah Al-Islamiyyah (PUPJI) ini merupakan tiang pancang atau soko guru organisasi Al-Jama’ah Al-Islamiyyah dan berfungsi sebagai rule of game dari semua aktifitas dan mekanisme kebijakan. Di samping itu, pedoman umum yang dikenal dengan PUPJI ini juga merupakan “Haluan Perjuangan” yang harus dipatuhi oleh semua anggota al-jama’ah al-islamiyyah. Asumsi dari CIA bahwa peristiwa ini adalah Gerakan Fundamentalisme Global.

Key Words : Gerakan, Al-Jama’ah Al-Islamiyyah, Fundamentalisme Global, Dokumen PUPJI.

Pendahuluan.
Pada tangal 11 September 2001, dunia telah dikejutkan oleh serangan yang mengjancurkan dua menara kembar WTC ( The Twin Tower), lambang kekuasaan dan kekuatan ekonomi Amerika Serikat yang menjulang tinggi di pusat kota New York. Sesudah peristiwa tersebut, Presiden Bush yang menganggap dirinya sebagai “globo cup” (polisi dunia) mulai memobilisasikan dukungan internasional dalam kampanye “perang menumpas terorisme”, ancamannya, “If you’re not with us, you’re against us.”[3] Propaganda itulah kemudian muncul istilah Terorisme Islam, Fundamentalisme Islam, dan Radikalisme Islam.
Fundamentalisme diartikan sebagai suatu aliran dalam suatu agama yang menjadikan agama itu sebagai totalitas kehidupan. Dan gerakan-gerakan ini bertujuan menjadikan agama sebagai ideology yang berdimensi politik. Fenomena gerakannya biasanya diarahkan untuk mencapai kekuasaan sebagai sarana mengaplikaskan ajaran-ajaran agama, baik yang bersifat doctrinal, social, yuridis.[4] Gerakan fundamentalisme diidentika dengan sikap Eksklusivisme. Eksklusivisme adalah pandangan atau persepsi masyarakat luas bahwa mereka hanya mau bergaul dengan kaumnya sendiri.[5]
Sedangkan respon atas tuduhan-tuduhan terhadap gerakan Islam pun muncul. Secara histories gerakan fundamentalisme islam muncul ketika adanya Revivalisme Islam (Islamic revivalism) merupakan respon umat Islam terhadap kolonisasi Eropa.[6] Fundamentalisme merupakan produk modern, serta dapat dipahami dengan baik menurut konsep dan asumsi ide-ide politik modern dikaitkan dengan bangsa dan Negara-Bangsa.[7]
Pada zaman modern, Negara-negara menggunakan bahasa keras dan kasar, diikuti ancaman terhadap fundamentalisme Islam, seperti Presiden Bush. Hal ini dilakukan sebagai pemicu pendapat masyarakat (public opinion engineers) dalam rangka melakukan management of public opinion melalui semua media yang tersedia.[8] Al-Jama’ah Al-Islamiyyah salah satu yang dianggap bertanggung jawab atas peristiwa pemboman yang terjadi di Dunia. Asumsi ini apakah hanya rekayasa Presiden Bush atau realita ?, dengan itu lah kita mencoba untuk melihat jejak sejarah dan dinamika gerakan AL-Jama’ah Al-Islamiyyah.


Sejarah Singkat Al-Jama’ah Al-Islamiyyah
Secara resmi al-jama’ah al-islamiyyah yang belakangan oleh pers disingkat JI berdiri secara organisatoris pada tanggal 24 Rajab 1416 H atau 17 Desember 1995 M. Secara organisatoris kuat setelah Abdullah Sungkar pada akhir tahun 1995 menetapkan garis-garis besar komando keorganisasian secara lengkap, dan juga menetapkan pedoman perjuangan untuk menopang gerakannya secara lebih luas dengan ditetapkannya PUPJI (Pedoman Umum Perjuangan al-Jama’ah al-Islamiyyah).[9]
Secara histories, al-Jama’ah al-Islamiyyah berdiri dengan runtutan sejarah yang multidimensi dan faktor yang mempengaruhinya, berawal dari Ummat Islam selalu memperjuangkan terwujudnya cita-cita Negara Islam di Indonesia. Cita-cita ini disamping diperjuangkan melalui dialog dan musyawarah seperti dalam kasus konstituante yang diperjuangkan melalui konfrontasi kemiliteran sebagaimana yang ditunjukkan oleh gerakan Darul Islam atau DI/TII dengan tokoh utamanya yaitu SM Kartosuwiryo. Pada tahun 1949 tepatnya tanggal 7 Agustus 1949 oleh SM Kartosuwiryo atas nama Imam Negara Islam Indonesia mengadakan Proklamasi Qanun Asasi (Struktur Pemerintahan) meskipun sementara.[10]
Pada akhirnya kekuatan DI/TII atau NII kartosuwiryo lumpuh dengan ditangkapnya Kartosuwiryo sendiri pada tanggal 14 Juni 1962. Dengan demikian, secara otomatis kekuatan NII lumpuh. Tetapi para veteran DI/TII yang masih bersembunyi di berbagai daerah melakukan konsolidasi. Pada Tahun 1976, konsolidasi mereka sangat kuat dengan bergabungnya Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir karena persamaan ide juang dengan para veteran DI/TII, yaitu Negara Islam dan penegakan syari’ah Islamiyyah di Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1997 mengadakan pertemuan di Tasikmalaya untuk membuat NII Baru. Sayap DI-NII baru mengatur dengan strategi non-kooperatifnya dengan Komando Jihad. Pada tahun 1978 Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir keduanya ditangkap, dan baru bebas pada tahun 1982 dan selanjutnya hijrah ke Malaysia. Namun sayangnya, keharmonisan di tubuh NII baru yang terjalin sejak 1976 tidak bisa lestari. Pada bulan Januari 1993, sayap Sungkar-Ba’asyir memisahkan diri dari NII Baru dan mendirikan al-Jama’ah Islamiyyah.[11]

Perjuangan Al- Ustadz Abu Bakar Ba'asyir selaku Naib (kemudian Amir) dalam versi sejarah yang lain dalam power struggle di Al-Jama'ah Al-Islamiyah.[12] Abu Bakar Ba'asyir bin Abu Bakar Abud yang biasa dipanggil Ustad Abu ini, lahir di Jombang, 17 Agustus 1938. Pendidikannya adalah mantan Siswa Pondok Pesantren Gontor, Jombang, Jawa Timur (1959) dan alumni Fakultas Dakwah Universitas Al-Irsyad, Solo, Jawa Tengah (1963). Perjalanan karirnya dimulai dengan menjadi aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Solo. Selanjutnya adalah menjabat Sekretaris Pemuda Al-Irsyad Solo, terpilih menjadi Ketua Gerakan Pemuda Islam Indonesia (1961), Ketua Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam, memimpin Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Solo, Jateng (1972) dan Ketua Organisasi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), 2002.[13]
Nama Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dimunculkan oleh badan intelejen CIA sebagai pemimpin spiritual Jamaah Islamiyah. Menurut CIA, tokoh yang memperkenalkan gerakan Al-Qaidah di Asia Tenggara adalah Ustadz Abdullah Sungkar. Jamaah Islamiyah sendiri didirikan oleh Ustadz Abdullah Sungkar setelah bertemu dengan Usama bin Laden di Afghanistan pada tahun 1985.[14] Osama bin Laden dilahirkan pada pertengahan 1950-an tepatnya tidak diketahui. Bapaknya, Muhammad bin Laden yang merupkan pendatang dari Yaman, lambat laun kemudian membangun perusahan konstruksi terbesar di Arab Saudi.[15]
Pendidikan Osama bin Laden adalah insyinyur sipil dari Universitas King Abdul Aziz, 1970-1980. Pada tahun 1980-an dating ke Afghanistan sebagai sukarelawan, bergerak di bidang logistic, mengonstruksi jalan serta membantu pengungsi. Sekitar tahun 1986, Osama bin laden terjun di meda perang.[16]
Jaringan Jamaah Islamiyah tersebar di berbagai daerah bahkan di seluruh dunia. Hal ini diungkapkan di dalam buku “Inside Al-Qaeda Global Network Of Terror”.
“To this end JI’s regional shura coordinated its support and operational activities with four groups- Kumpulan Militan Malaysia (KMM), Jemaah Islamiyyah Singapore, the Indonesia Mujahidin Movement and the MILF in Philippines. With common denominators established, they are suspected of being part of a regional terrorist network operation under the aegis of Al Qaeda.[17]

Abu bakar disertai oleh Abdullah Sungkar (alm), Jabir (alm), Hambali, Zulkarnaen, Abdul Azis (alias Imam Samudera), Ali Gufron (alias Mukhlas), sekitar tahun 1993-2001 sejak masih bertempat tinggal di Malaysia hingga kembali ke Ngruki, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan Abdullah Sungkar (alm.), Jabir (alm.), Hambali, Zulkarnaen, Dr. Azahari, Faiz Abu Bakar Bafana, Ja'far bin Mistooki, Abdul Aziz alias Imam Samudra, dan Ali Gufron alias Mukhlas, turut serta melakukan tindak pidana makar yang dilakukan dengan maksud menggulingkan pemerintah, yaitu untuk mewujudkan niat mendirikan Negara Islam Indonesia yang menggantikan NKRI yang sah berdasarkan UUD 1945, telah melakukan serangkaian kegiatan yang merupakan permulaan pelaksanaan sebagai berikut:[18]
1. Sekitar tahun 1993 didirikan suatu perkumpulan yang disebul Jamia'tul Minal Muslimin atau Al-Jama'ah Al-Islamiyah dimana ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan orang-orang yang disebutkan di atas bergabung di dalamnya, dengan maksud ingin mendirikan Negara Islam Indonesia mengganti pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sah berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dengan menetapkan Pedoman Umum Perjuangan Al-Jama'ah Al-Islamiyah pada tanggal 30 Mei 1996.Perbuatan tersebut diawali ketika pada tahun 1985 ustadz Abu Bakar Ba'asyir melarikan diri ke Malaysia dan menetap di sana karena menghindarkan diri dari pelaksanaan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.743/K/Pid/1982 tanggal 6 Februari 1985 yang menghukum ustadz Abu Bakar Ba'asyir 9 (sembilan) tahun penjara.

2. Setelah berada di Malaysia, ustadz Abu Bakar Ba'asyir mengganti nama dengan nama Abdus Samad bin Abud dan melakukan kegiatan sebagai guru agama atau juru dakwah, antara lain dilaksanakan di Johor Bahru (awal tahun 1989), di Banting Kuala Lumpur (bulan Juni 1989), di Taman Saujana Johor (bulan Oktober 1989), di perkumpulan Darul Islam di Bahau Negeri Sembilan (tahun 1990), di Pondok Pesantren Lukmanul Hakim di kawasan Ulu Tiram (akhir tahun 1994), di rumah Jasmani di Jl. Keris Tamaji Titiwangsa Johor Baliru (perlengahan 1997). Selain itu ustadz Abu Bakar Ba'asyir juga memberikan ceramah di rumah Halim di Yishun (bulan Juni 1989 dan awal 1990), di rumah Sarman alias Megat di Bukit Batok (tahun 1999 dan 2000) dan di rumah Zainuddin alias Syafik di Bishan Road (awal tahun 2000), semuanya di wilayah Singapura. Dalam hal ini ustadz Abu Bakar Ba'asyir telah memberikan ceramah atau pelajaran kepada Jama'ahnya tentang sejarah Darul Islam, perjuangan Kartosuwiryo, perjuangan Kahar Muzakar yang bercita-cita mendirikan Negara Islam Indonesia. Kegiatan ini tidak lain merupakan kelanjutan upaya menghimpun kekuatan dengan cara mengumpulkan Jama'ah sebagaimana yang pernah dilakukan sekitar tahun 1982 dimana ustadz Abu Bakar Ba'asyir pada akhirnya dinyatakan terbukti bersalah berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 743 K/Pid/1982 tanggal 6 Februari 1985.[19]

Menelaah Fundamentalisme Global dengan Dokumen PUPJI.

Dokumen dengan nama Pedoman Umum Perjuangan Al-Jama’ah Al-Islamiyyah (PUPJI) ini merupakan tiang pancang atau soko guru organisasi Al-Jama’ah Al-Islamiyyah dan berfungsi sebagai rule of game dari semua aktifitas dan mekanisme kebijakan. Di samping itu, pedoman umum yang dikenal dengan PUPJI ini juga merupakan “Haluan Perjuangan” yang harus dipatuhi oleh semua anggota al-jama’ah al-islamiyyah.[20]


Pedoman Umum Perjuangan ini terdiri dari :
1. Ushulul Manhaj Al-Harakiy Li-Iqomatid Din
2. Al-Manhaj Al-Harakiy Li-Iqomatid Dien
3. Al-Manhaj Al-Amaliy
4. An-Nidhomul-Asasiy
Yang dimaksud dengan Ushulul-Manhaj Al-Harakiy Li-Iqomatid Dien adalah sepuluh prinsip yang tersusun menjadi satu keutuhan, dimana seluruh manhaj-manhaj yang dilahirkan mesti berlandaskan kepada prinsip tersebut. Sementara yang dimaksud dengan Al- Manhaj Al-Harakiy Li-Iqomatid Dien adalah unsur-unsur program yang berlandaskan pada Ushulul-Manhaj Al-Harakiy Li Iqomatid Dien, dan tersusun rapi berdasarkan tahapan-tahapan sistematis. Yang dimaksud dengan Al-manhaj Al-‘Amaliy adalah pedoman umum operasi. Adapun yang dimaksud dengan An-Nidhom Al-Asasiy adalah seperangkat peraturan yang disusun dalam rangka membangun kerapian dan ketertiban berjama’ah.[21]
Buku Pedoman Umum Perjuangan Al-Jama'ah Al-Islamiyyah (PUPJI) Seri II dalam Bab I pasal 1, nama kumpulan/Jama'ah Islamiyyah adalah "Al-Jama'ah Al-Islamiyyah", sesuai pasal 2 ayat (1) yang menyebutkan bahwa Jama'ah adalah merupakan "Jama'atun minal-Muslimin" dan Jama'ah ini bersifal "alamiy" artinya kumpulan-kumpulan para Jama'ah yang tersebar dengan pemimpin-pemimpinnya merupakan satu kesatuan kumpulan Jama'ah yang besar. Sehingga kumpulan dari para Jama'ah yang tersebar tersebut memiliki ciri khusus yaitu "dengan berasaskan Al-Qur'an dan Sunnah Rassul, para kumpulan Jama'ah ini bertujuan untuk mewujudkan Khilafaah Alaa Minhajin Nubuwwah".[22]
Selanjulnya Azas, Sasaran dan Jalan Perjuangan kelompok Al-Jama'ah Al-Islamiyyah menurut Bab II pasal 4 ayat 2 PUPJI bahwa Jama'ah ini berazaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman Salafush-Shoolih. Yang dimaksud dengan Salafush-Shoolih adalah sahabat Nabi, para Tabiin, dan pengikut-pengikut Tabiin serta para ulama yang mengikuti mereka. Sasaran perjuangan Jama'ah ini adalah mewujudkan tegaknya Daulah Islamiyah sebagai basis menuju wujudnya kembali Khilaafah Alaa Minhajin Nubuwwah. Selanjutnya untuk mencapai sasaran, Jama'ah menempuh jalan da'wah, tarbiyah, amar ma'ruf nahi munkar, hijrah dan jihad fii sabilillah.[23]
Yang dimaksud, dengan "Dakwah" menurut Pedoman Umum Perjuangan Al-Jama'ah Al-Islamiyyah adalah, upaya yang sistematis dalam rangka menerangkan hakikat Dienul Islam dengan mengajak manusia pada umumnya dan ummat Islam pada khususnya untuk menerima dan beriltizam kepada-Nya, yaitu antara lain ustadz Abu Bakar Ba'asyir memberikan ceramah tentang Al-Islam yang di dalamnya bersangkutan dengan masalah-masalah jihad dalam Darul Islam, dan secara keseluruhan isi ceramah tersebut menyangkut tiga hal, yaitu bai'at, jihad dan menegakkan Daulah Islamiyyah.
Yang dimaksud dengan "Tarbiyah" menurut Pedoman Umum Perjuangan Al-Jama'ah Al-Islamiyyah adalah upaya yang sistematis dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan atau mengubah pola pikir, rasa irodah, amal peserta didik ke arah pola pikir, rasa irodah, amal yang Islami dengan mengelola sumber daya yang ada (sumber daya manusia, lingkungan, Syari'ah Islam), yaitu ustadz Abu Bakar Ba'asyir selaku Amir menerima mubaaya'ah anggota dengan menerima bai'at anggota yang dilakukan dengan cara langsung maupun tidak langsung. Yang dimaksud dengan bai'at langsung adalah orang yang menyatakan mubaaya'ahnya langsung berhadapan dengan Amir, kemudian Amir berjabatan tangan (kecuali wanita ajnabiyah) dan membaca Shighoh mubaaya'ahnya, kemudian orang tersebut berikrar menyatakan kesediaan untuk memenuhinya. Adapun yang dimaksud dengan mubaaya'ah tidak langsung adalah Amir mewakilkan kepada seorang yang ditunjuknya dan tata caranya seperti tersebut di atas, atau dengan surat yang pelaksanaannya dengan melihat kondisi.[24]
Kalau kita lihat di dalam Al-Manhaj Al-Harakiy Li Iqomatid Dien terdapat tahapan-tahapan yang sistematis antara lain :
A. Persiapan Untuk Menegakkan Daulah
1. Takwinul Jama’ah
a. Pembentukan Qiyadah Rasyidah
b. Pembentukan Qa’idah Shalabah
c. Pelaksanaan Tandhim Sirri
d. Pembinaan Iman, as-sam’u wath thaatu
e. Amar ma’ruf dan Nahi munkar
f. Hisbah
2. Takwinul Quwwah
a. Tarbiyyah
b. Da’wah
c. Pembinan Hijrah
d. Pembinaan Jihad
e. Tajnid
f. Pembinaan Qa-idah Aminah
g. Pembinaan Teritorial
h. Diklat
i. Tamwil
j. Jasus
k. Tansiq bainal jama’at
3. Istkhdamul Quwwah
a. Da’wah (Indzar)
b. Jihad Musallah
B. Penegakan Daulah
Takwinud Daulah
1. Tandhim (hukumiy)
2. Tajnid
3. Jihad
4. Tahkim
5. Tamwil
6. Pembinaan Masyarakat Islam
7. Tarbiyyah
Tatsbitud-Daulah
Tansiq bainad-Duwal
C. Penegakan Khilafah [25]

Gambaran yang cukup jelas tentang al-Jamaah al-Islamiyyah bisa kita lihat di dalam Nidhom asasi, beberapa hal yang urgen, yaitu:
1. Penamaan organisasi gerakan ini dengan Al-Jama’ah Al-Islamiyyah adalah benar adanya dan identik dengan komunitas atau masyarakat Islam.
2. Al-Jama’ah Al-Islamiyyah merupakan sebuah organisasi yang establish dan mapan dan mempunyai kelas internasional, namun pada realitasnya merupakan organisasi bawah tanah yang bersifat klandestin.
3. JI menjadikan terwujudnya Khilafah Islamiyah yang sesuai dengan tuntutan Nabi di muka bumi sebagai sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi. Untuk menjapi tujuan tersebut diakhiri dengan jihad fi sabilillah meski harus memakai kekuatan senjata dengan mempertaruhkan jiwa.
4. Keyakinan teologis Al-Jama’ah Al-Islamiyyah hanya mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman ulama As-Salaf al-Salih.
5. Teologis aliansi atau tansiq bain al-jama’at merupakan sesuatu yang sangat dibenarkan dan diamanatkan dalam nidhom asassi dengan tujuan terwujudnya Daulah Islamiyah.
6. JI meyakini bahwa kepemimpinan dalam Islam itu harus dari suku Quraisy sebagaimana style fundamentalis yang cenderung memahami hadis-hadis nabi secara literel verbalis skripturalistik tanpa memperdulikan kenyataan geografis sosiologisnya. [26]

C. Propaganda : Rekayasa Media dan Dokumen.

Kampanye menista Islam dan masyarakat muslim muncul pada tahun 1990-an d majalah the Foreign Affairs dan The New York Times. Serangan media terhadap “fundamentalisme Islam” berlangsung sistematis. Semuanya tampak digalang dengan maksud memprakarsai dan membangun konflik internasional, dengan cara: Pertama, mempersepsikan adanya suatu ideologi yang bermusuhan, ke dalam benak rakyat Amerika. Kedua, Memprovokasi berbagai insiden yang membangun amarah dan kebencian di kalangan publik Amerika terhadap Islam. Ketiga, Menciptakan wahana untuk memelihara agar perang berjalan terus.[27]

Peristiwa Penyerangan terhadap WTC telah menimbulkan persepsi di kalangan Barat menyangkut keterkaitan antara Islam sebagai agama yang sakral dan selalu mengajarkan kedamaian dengan kekerasan (Violence). Kalangan Barat sebagian memandang peristiwa 11 september 2001 dengan tesis Samuel Huntington mengenai benturan peradaban (the clash of civization) antara Barat dan Islam.[28]
Motivasi Propaganda sesungguhnya bukanlah Islam merupakan ideologi yang beringas yang dapat menjadi ancaman bagi Amerika Serikat atau dunia. Tetapi di belakang keriuhan untuk melibas negeri-negeri Islam ada niat yang tersembunyi, yaitu penguasaan minyak yang 65 persen cadangannya ada di kawasan negeri-negeri Islam.[29]
Propaganda atas peristiwa 11 september 2001 telah banyak mengubah image Barat terhadap Islam, yang diantaranya ditandai dengan menguatnya gejala Islamfobia. Karena propaganda ini menampilkan islam secara parsial belum menampilkan Islam secara keseluruhan.[30] Propaganda atas Dokumen PUPJI pun membawa ketakutan di kalangan masyarakat, terlepas apakah dokumen PUPJI itu antara realita atau pun rekayasa.

Daftar Pustaka

Anhari, Masjkur. Akar Sejarah Fundamentalisme : Pertumbuhan dan Perkembangannya, Menara Tebuireng, Vol.1 No 1 Tahun I, September 2004
Bashori, Ahmad Dumyathi. Osama Bin Laden Melawan Amerika, (Bandung: Mizan, 2000)
Black, Antony. Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, Terj. Abdullah Ali, (Jakarta: PT.Serambi Ilmu Semesta, 2006)
Gunaratna, Rohan. Inside Al-Qaeda : Global Network of terror, ( New York: Columbia University Press, 1961)
Hamim, Thoha.dkk. Resolusi Konflik Islam Indonesia, ( Surabaya: LSAS, 2007)
Irfan S.Awwas,edt. Pengadilan Teroris: Kalrifikasi Fakta dan Dusta Yang Terungkap di Persidangan, Versi E-Book ,Yogyakarta: Wihdah Press,2004.
Maftuh, A .Abegebriel,dkk. Negara Tuhan; The Thematic Encyclopaedia, Yogyakarta, SR-Ins Publishing,2004
Maulani, ZA. Terorisme dan Konspirasi Anti Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2002)
Majalah Tempo , 17 April 2004
Subandi, Bambang. Dari Eksklusif ke Inklusif, Menara Tebuireng Vol 2, No.1, Tahun 2, September 2005
Yani ,Ahmad A, Dr. Outline PPs UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008






[1] Paper ini diajukan sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Islam dan Negara-Bangsa di Indonesia.
[2] Mahasiswa Studi Politik dan Pemerintahan dalam Islam, NIM 07.234.424.
[3] Maulani, ZA. Terorisme dan Konspirasi Anti Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2002), hal 19
[4] Anhari, Masjkur. Akar Sejarah Fundamentalisme : Pertumbuhan dan Perkembangannya, Menara Tebuireng, Vol.1 No 1 Tahun I, September 2004, hal. 67.
[5] Subandi, Bambang. Dari Eksklusif ke Inklusif, Menara Tebuireng Vol 2, No.1, Tahun 2, September 2005, hal. 103
[6] Hamim, Thoha.dkk. Resolusi Konflik Islam Indonesia, ( Surabaya: LSAS, 2007), hal 87
[7] Black, Antony. Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, Terj. Abdullah Ali, (Jakarta: PT.Serambi Ilmu Semesta, 2006), hal. 608.
[8] Maulani, ZA., hal. 3
[9] Ansori, Ahmad Yani, Outline PPs UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008, hal. 5.
[10] Ibid., hal 4.
[11] Ibid., hal 5
[12] Irfan S.Awwas,edt. Pengadilan Teroris: Kalrifikasi Fakta dan Dusta Yang Terungkap di Persidangan, Versi E-Book (Yogyakarta: Wihdah Press,2004) hal. 22
[13] Tempo, 17 April 2004
[14] Maulani, ZA., hal. 21.
[15] Bashori, Ahmad Dumyathi. Osama Bin Laden Melawan Amerika, (Bandung: Mizan, 2000), hal 46
[16] Ibid., hal 5
[17] Gunaratna, Rohan. Inside Al-Qaeda : Global Network of terror, ( New York: Columbia University Press, 1961), hal. 193.
[18] Irfan S.Awwas., Ibid.
[19] Irfan S.Awwas,edt. Ibid.
[20] A.Maftuh Abegebriel,dkk. Negara Tuhan; The Thematic Encyclopaedia, (Yogyakarta, SR-Ins Publishing,2004), hal 830
[21] Ibid., hal 832-833
[22] Ibid.
[23] Irfan S.Awwas, hal 23
[24] Ibid.
[25] A.Maftuh Abegebriel,dkk. Hal 853-854
[26] Ibid.
[27] Maulani, ZA., hal. 14
[28] Hamim, Thoha., hal. 84
[29] Maulani, ZA., hal. 13.
[30] Hamim, Thoha., Ibid.

Tidak ada komentar: